IP ADDRESS
1.Pengertian IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address
atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai
128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk Ipv4 atau IP
versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari
komputer tersebut pada jaringan internet berbasis TCP/IP.
IP address digunakan sebagai alamat
dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem
komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah
diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah
memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Jika suatu
komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet)
maka kita haru memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing
untuk tiap interfacenya.
Untuk terhubung pada suatu jaringan
diperlukan pengamatan yang unik di setiap komputer yang terhubung, pengalamatan
ditandai dengan penomoran dari Internet Protocol yang ada pada PC tersebut.
Tekhnik penomoran IP ada 2 yaitu manual dan otomatis (DHCP).
2. Format penulisan IP address
IP address terdiri dari bilangan biner
32-bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut
sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut:
XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Jadi IP address ini mempunyai range
dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner
seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan
desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal
dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari
satu oktet IP address.
Berikut ini tabel 4.1,
contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal:
Tabel 4.1 Format IP
Address
Tabel 4.1 menjelaskan tentang hubungan
antara format biner dan desimal, yang mana angka biner 10100111 = bernilai desimal 167, 11001101 = 205, 11001110 = 206
dan 01100100 = 100.
3. Pembagian kelas IP address
Jumlah IP address yang tersedia secara
otoritas adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus
dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian
kelas-kelas ini ditunjukkan untuk mempermudah alokasi IP address, baik untuk
host/komputer tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP address dapat dipisahkan menjadi dua
bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID
berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan
host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh
host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama.
Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP address merupakan network bit/network
number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan
host tidak tetap, bergantung pada kelas network. IP address dibagi ke dalam
lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan
tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangan besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet
Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit
pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut:
a. IP address kelas A
Bit pertama IP
address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24
bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada
kelas A terdapat 127 network dengantiap network dapat menampung sekitar 16 juta
host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada tabel 4.2:
Tabel
4.2 IP Address Kelas A
Tabel 4.2 diatas merupakan tabel IP address kelas A yang menunjukkan pembagian antara net ID dengan host ID yang ditunjukkan dengan nnnnnnnn yang berarti net ID dan hhhhhhhh yang berarti host ID. Baris atas menunjukkan tentang pembagian range dari IP address kelas A yang dimulai antara 0-127 di oktet pertamanya.
b. IP address kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset
10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah
16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer
mempunyai IP address 190.168.26.161, network ID = 190.168 dan host ID = 26.161.
Pada IP address kelas B ini mempunyai range dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.255.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network
255x255 host atau sekitar 65 ribu host, IP kelas ini dapat dilukiskan pada
tabel 4.3:
Tabel
4.3 IP Address Kelas B
Tabel 4.3 merupakan
tabel IP address kelas B yang menunjukkan pembagian antara net ID dengan host
ID yang ditunjukkan dengan nnnnnnnn
yang berarti net ID dan hhhhhhhh
yang berarti host ID, IP kelas B ini mempunyai dua oktet net ID dan dua oktet
host ID. Baris atas dari tabel 4.3 menunjukkan tentang pembagian range dari IP
address kelas B yang dimulai antara 128-191 di oktet pertamanya.
c. IP address kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan
untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C
selalu diset 110. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host, IP kelas ini dapat dilukiskan pada tabel 4.4:
Tabel
4.4 IP Address Kelas C
Sama dengan tabel 4.2 dan tabel 4.3,
tabel 4.4 juga menunjukkan pembagian net ID dan host ID dan menunjukkan range
dari IP kelas C yang dimulai dari 192-223.
d. IP address kelas D
IP kelas ini digunakan untuk keperluan
multicasting. 4 bit pertama IP address delas D selalu diset 1110 sehingga byte
pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai
keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting
tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
e. IP address kelas E
IP address kelas E tidak digunakan
untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga
byte pertamanya berkisar antara 248-255.
4. Aturan dasar pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
a. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan
sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer
untuk menunjuk dirinya sendiri.
b. Network ID dan host ID tidak boleh sama
dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan
diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili
seluruh jaringan.
c. Network ID dan host ID tidak boleh sama
dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan
sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan
bukan suatu host.
d. Host ID harus unik dalam suatu network
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
5. Istilah Dalam Penggunaan IP Address
a. Network ID
Network ID adalah bagian dari IP
address yang menunjukkan di jaringan mana komputer tersebut berada.
b. Host ID
Host ID menunjukkan workstation,
server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut.
c. Gateway
Gateway adalah komputer yang memiliki
minimal 2 buah network interface untuk menghubungkan 2 buah jaringan atau
lebih.
d. Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa inggris yang mengacu kepada angka binner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
e. DNS
DNS (Domain Name System) adalah
distribute system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name
resolution) di jaringan yang menggunakan TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi Yng terhubung ke
internet seperti web browser atau email, dimana DNS membantu memetakan host
name sebuah komputer ke IP address.
f. Broadcast
Alamat ini digunakan untuk
mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada
pada seluruh jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header
alamat tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host
tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya.
g. IP Network
Segmen jaringan, dengan kata lain bisa disebut juga sebagai pengelompokan suatu jaringan dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router. Dalam satu jaringan LAN maka IP Network tentu akan sama.
6. Konfigurasi IP address
Untuk terhubung pada suatu jaringan
diperlukan pengalamatan yang unik di setiap komputer yang terhubung,
pengalamatan ditandai dengan penomoran dari Internet Protocol yang ada pada PC
tersebut. Teknik penomoran IP ada 2 yaitu manual (static) dan otomatis (DHCP).
a. Setting IP
static di linux
b.
Dengan
perintah “ifconfig”
c. Dengan menyimpan konfigurasi jaringan
•
Pada Debian GNU/Linux, file konfigurasi jaringan
terdapat pada
/etc/network/interfaces
•
Dapat dilakukan dengan menggunakan editor vi,
nano, atau mcedit
•
#nano
/etc/network/interfaces
•
Pada file tersebut ketikkan syntak berikut:
auto lo iface lo inet loopback auto eth0 iface eth0 inet static
address 10.252.108.143 netmask 255.255.255.0
•
Simpan perubahan tersebut
•
Kemudian jalankan perintah “/etc/init.d/networking restart”
d. Setting IP dinamis di linux
•
Dengan menggunakan perintah “dhclient”
•
Dengan merubah konfigurasi di
/etc/network/interfaces
•
#nano
/etc/network/interfaces
•
Pada file tersebut ketikkan syntak berikut:
auto lo
iface lo inet loopback auto eth0 iface eth0 inet dhcp
•
Simpan perubahan tersebut
Kemudian jalankan perintah “/etc/init.d/networking restart”
C. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Konfigurasi IP Address di Ubuntu Server
a. Konfigurasi
IP static
• Buka ubuntu servernya lalu masuk ke root dengan perintah sudo su.
Gambar
4.1 Perintah sudo su
Gambar 4.1 menunjukkan perintah sudo su yang merupakan perintah untuk masuk ke root sebelum mengkonfigurasi IP pada ubuntu server.
•
Rubah konfigurasinya di /etc/network/intefaces dengan editor nano.
Gambar
4.2 Konfigurasi IP Static
Gambar diatas menunjukkan isi dari file interfaces yang di edit dengan IP address 192.168.20.20 dan subnet mask 255.255.255.0.
•
Setelah dirubah konfigurasinya, restart networknya
dengan perintah
/etc/init.d/networking restart.
Gambar
4.3 Restart Network
Gambar 4.3 menunjukkan tampilan ubuntu server setelah menulis perintah /etc/init.d/networking restart yang merupakan perintah untuk merestart network.
•
Lihat konfigurasinya dengan perintah ifonfig.
Gambar
4.4 Perintah ifconfig
Gambar 4.4 merupakan tampilan ubuntu
server setelah menulis perintah ifconfig yangg merupakan perintah untuk melihat
IP address yang telah
dikonfigurasi.
b. Konfigurasi IP DHCP
• Buka ubuntu servernya lalu masuk root dengan perintah sudo su.
• Rubah konfigurasinya di /etc/network/interfaces.
Gambar
4.5 Konfigurasi IP DHCP
Gambar diatas menunjukkan isi dari file interfaces yang di edit dengan IP address dhcp/dinamis.
• Setelah dirubah konfigurasinya, restart networknya dengan perintah
/etc/init.d/networking restart.
Lihat konfigurasinya dengan perintah ifconfig.
2. Menghubungkan Ubuntu Server Dengan Windows a. Konfigurasi IP static di ubuntu
• Buka virtual box lalu klik File-Preferences-Network-Host Only Network, maka akan keluar seperti gambar 4.6.
Gambar
4.6 DHCP Server
Gambar 4.6 merupakan gambar server IP address dinamis/DHCP server yang ada pada Host-only Network Details.
• Hilangkan centang pada tulisan enable server. Klik ok.
• Buka ubuntu server dan masuk ke root
• Rubah konfigurasinya di /etc/network/interfaces.
Gambar
4.7 Konfigurasi IP Static
Gambar 4.7 menunjukkan isi dari file interfaces yang di edit dengan IP address 192.168.20.20 dan subnet mask 255.255.255.0.
• Setelah dikonfigurasi, restart networknya dan lihat Ipnya dengan perintah
ifconfig.
Gambar
4.8 Perintah Ifconfig
Gambar 4.8 menunjukkan tampilan ubuntu server setelah menulis perintah ifconfig untuk melihat IP address.
• Kemudian setting IP yang ada pada windows.
• Buka Network and Sharing Center yang ada pada Control Panel. Kemudian pilih Change Adapter Setting.
Gambar
4.9 Network Connections
Gambar 4.9 merupakan gambar tampilan
network conntections setelah membuka Network And Sharing Center dan Memilih
Change Adapter
Setting.
• Klik kanan pada Virtual Box Host-Only Network lalu pilih properties.
• Kemudian pilih Use the folowing IP address dan isikan IP dan Subnet masknya kemudian ok.
Gambar diatas merupakan pengisian IP address 192.168.20.21 dan subnet mask 255.255.255.0 setelah memilih Use the following IP address.
• Setelah itu cobalah ping dari ubuntu ke windows dan windows ke ubuntu.
Gambar 4.11 adalah tampilan proses ping
dari ubuntu setelah tersambung antara ubuntu dengan windows.
Gambar 4.12 Ping Dari Command Promp
Gambar 4.12 adalah tampilan proses ping dari cmd setelah tersambung antara windows dengan ubuntu.
b. Konfigurasi IP Dinamis di ubuntu
•
Buka virtual box lalu klik
File-Perference-Network-Host Only Network.
•
Centang pada tulisan enable server. Klik ok.
•
Buka ubuntu server dan masuk ke root.
•
Rubah konfigurasinya di /etc/network/interfaces.
Gambar
4.13 Konfigurasi IP DHCP
Gambar diatas menunjukkan isi dari file interfaces yang di edit dengan IP address dhcp yang merupakan perintah untuk konfigurasi IP address secara dhcp/dinamis.
•
Setelah dikonfigurasi, restart networknya dan
lihat Ipnya dengan perintah
ifconfig.
Gambar 4.14 merupakan
tampilan ubuntu server setelah menulis perintah ifconfig yang berfungsi untuk
melihat IP address pada ubuntu server.
•
Kemudian setting IP yang ada pada windows.
•
Buka Network and Sharing Center yang ada pada
Control Panel. Kemudian pilih Change Adapter Setting.
•
Klik kanan pada Virtual Box Host-Only Network
lalu pilih properties.
• Kemudian pilih Obtain an IP address automatically, klik ok.
Gambar
4.15 (TCP/IPv4) Properties
Gambar diatas merupakan pengisian IP address secara default setelah memilih Obtain an IP address automatically.
•
Lihat Ipnya dengan klik kanan pada Virtual Box
Host-Only Network dan
pilih status, klik detail
Gambar
4.16 Network Connection Details
Gambar 4.16 adalah tampilan untuk
melihat IP address yang sudah di konfigurasi di windows secara default yang
mana IP addressnya
192.168.56.101 dan Subnet mask 255.255.255.0
• Setelah di ok, cobalah ping ubuntu ke windows dan sebaliknya.
Gambar 4.17 adalah tampilan proses ping
dari ubuntu setelah tersambung antara ubuntu dengan windows.
Gambar
4.18 Ping Dari Command Promp
Gambar 4.18 adalah tampilan proses ping
dari cmd setelah tersambung antara windows dengan ubuntu.
Komentar
Posting Komentar